Sabtu, 17 Juli 2010

Ketika Cinta Bicara

Ketika cinta berbicara aku pun tak sanggup menghindarinya..
Ku coba dimanapun sembunyi namun cinta selalu menemukanku..
Aku semakin terhempas jauh ke dalam lamunanku..
Aku hanya bisa mengikuti kemanapun cinta membawaku..

Andai dapat ku kembali ke masa laluku akan kuukir ulang cerita cintaku..
Namun tetes air mata terlanjur mengalir membasahi pipiku..
Aku hanya bisa berkata bila kau rindu aku kelak sebutlah namaku dalam hatimu..
meski kamu tak pernah bisa aku miliki..
Aku kan biarkan kamu terus hidup dalam hatiku mengiringi langkah hidupku..

Aku akan datang saat kau merindukanku...
kamu kan selalu ku jaga selamanya..

Kamis, 10 Juni 2010

Pemanasan Global dan Pemecahannya

Dewasa ini wacana tentang mengatasi masalah pemanasan global semakin ramai dibicarakan, bahkan Negara-negara di dunia semakin intensif melakukan pertemuan guna membahas masalah ini. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global, 2007 disebutkan bahwa pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi sebagai akibat dari akumulasi panas di atmosfer yang disebabkan oleh Efek Rumah Kaca. Planet Bumi telah menghangat (dan juga mendingin) berkali-kali selama 4,65 milyar tahun sejarahnya. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan oleh aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi. Negara-negara di dunia kini mulai merasakan dampak dari pemanasan global tersebut. Misalnya saja di kawasan Eropa yang kini sering mengalami masalah cuaca ekstrim yang sebelumnya belum pernah terjadi. Banyak korban jiwa dan menyebabkan kerugian bagi Negara-negara eropa itu sendiri karena cuaca ekstrim tersebut menyebabkan perekonomian mereka terganggu. Kawasan asia pun mengalami hal yang serupa kini iklim di asia sudah mulai berubah dan suhu udara di kota-kota di Asia rata-rata mengalami kenaikan 2 derajat celcius ini diakibatkan oleh rusaknya lapisan ozon sehingga udara panas dari energi matahari tidak dapat dipantulkan kembali. Semakin terasanya dampak pemanasan global saat ini sebenarnya tidak terlepas dari keegoisan manusia sendiri. Selama ini manusia hanya mementingkan keuntungan material semata tanpa mau peduli bahwa setiap pemanfaatan sumber daya alam harus memperhatikan dampak negatif yang disebabkan pemanfaatan tersebut sehingga cepat diambil tindakan untuk mengatasi dampak tersebut.

Melihat dampak pemanasan global yang semakin terasa, para ahli pembangunan maupun para pemerhati lingkungan kini kian gencar mengembangkan ide-ide baru guna membangun sebuah kawasan yang berorientasi pada lingkungan. Sebelum dampak pemansan global terasa para pengembang kawasan industri, ritel maupun perumahan merasa bisa bebas untuk mengembangkan sebuah wilayah tanpa peduli meyebabkan rusaknya alam atau tidak tapi kini Negara-negara maju pada khususnya mulai menerapkan peraturan baru mengenai pemanfaatan lahan. Peraturan-peraturan yang dibuat pada intinya adalah bagaimana menciptakan kawasan baru yang tidak merusak lingkungan artinya didalam tahap perencanaan harus ada lahan hijau yang cukup sebagai paru-paru kawasan tersebut. Peraturan yang dibuat tersebut diaharapkan mampu mengurangi dampak pemanasan global dan peraturan tersebut juga harus ditaati agar tidak sia-sia karena ini demi kepentngan orang banyak.

Selain membuat peraturan-peraturan mengenai pemanfaatan lahan masih ada cara alternatif lain untuk mengurangi dampak pemanasan global yaitu dengan membuat buffer zone. Buffer zone merupakan kawasan penyangga diman lahan yang tidak dibangun dan dibiarkan sebagaimana aslinya, misalnya rawa, danau, tanah lapang, semak atau hutan belukar sekalipun. Kawasan penyangga ini dipertahankan sebagaimana aslinya untuk memelihara keseimbangan ekologi dan menjadi paru-paru kota, sehingga racun CO maupun buangan CO2 hasil pembakaran kendaraan bermotor dan asap industri bisa terserap dalam kawasan penyangga dan dengan proses fotosintesa diubah menjadi oksigen yang diperlukan oleh kehidupan. Kawasan penyangga juga bisa dijadikan tempat singgah limpahan air hujan sehingga pada saat musim hujan, kelebihan air bisa terserap oleh lahan pada kawasan penyangga, sehingga banjir bisa dikurangi. Kawasan penyangga di tepi pantai berupa rawa-rawa dapat berfungsi meredam ombak dan terjangan tsunami sehingga kerusakan yang diakibatkannya tidak akan terlalu parah. Dengan adanya buffer zone artinya akan memberikan banyak manfaat tidak hanya mengurangidampak pemanasan global namun sebagai tempat resapan air sehingga dapat pula mengatasi masalah banjir seperti yang disebutkan sebelumnya dan masalah banjir yang akhir-akhir ini sering pula dialami pula daerah-daerah di Indonesia juga dapat diatasi. Pembuatan buffer zone tidaklah harus memerlukan lahan yang luas yang terpenting disini adalah bagaimana memalsimalkan pemanfaatannya. Fakta yang terjadi dilapangan buffer zone yang telah dibangun saat ini sebagian besar justru di salah fungsikan misalnya saja untuk tempat pembuangan sampah dan sebagainya padahal jika di maksimalkan fungsinya bisa mendatangkan pendapatan bagi pengelola buffer zone tersebut. Pendapatan yang dimaksud adalah apabila buffer zone tersebut dapat pula dimanfaatkan sebagai tempat wisata yang nyaman karena udaranya yang sejuk hasil penanaman pohon-pohon diwilayah tersebut dan dapat pula sebagai area memancing di tempat yang digunakan sebagai tempat resapan air.

Diluar konteks penerapan cara mengurangi dampak pemanasan global diatas faktor manusia sendiri tentu menjadi penentu sukses atau tidaknya cara-cara diatas. Hal ini mengingat masih banyaknya manusia yang tidak peduli akan alam sehingga mereka masih saja seenaknya merusak alam tanpa memperhitungkan dampak dari pengrusakan tersebut. Untuk itu mulailah saat ini di lingkungan kita sendiri, dengan menjadi penduduk yang ramah lingkungan. Artinya, kita memberikan sesedikit mungkin dampak negatif terhadap lingkungan kita, misalnya dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat, menghemat penggunaan detergen, dan hal-hal kecil lainnya. Selanjutnya, sedikit demi sedikit kita dapat mulai mengadakan perbaikan-perbaikan sederhana untuk meningkatkan mutu lingkungan sekitar kita. Dari hal-hal kecil diatas bila diterapkan secara baik hasilnya akan jauh lebih besar dan bermanfaat bagi alam ini setidaknya keadaan alam sekarang tidak semakin parah. Setelah kita mengetahui kondisi alam kita yang sudah separah ini sepantasnya semua pihak tidak lagi saling menyalahkan tentang siapa yang paling bertanggung jawab akan kerusakan alam dan pemansan global namun, yang harus dilakukan adalah melakukan tindakan kongkrit dari apa yang telah dirumuskan untuk mengatasi masalah ini. Percuma jika itu hanya menjadi rumusan saja tanpa ada tindakan nyata dari semua pihak. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini alam yang rusak pun bisa diperbaiki jika semua mau berusaha tanpa ada rasa beban.